Gaya 'Maju Mundur Cantik' memang populer oleh artis Syahrini. Setelah mengunggah gaya centilnya itu di laman instagram pribadinya, saat berada di Paris.
Sontak, gaya itu kemudian langsung booming. Hingga muncul berbagai meme video itu. Baiklah, kita tidak membahas soal Syahrini, penyanyi yang selalu menampilkan keglamoran itu.
Kisah serupa, disajikan oleh Presiden Jokowi. Walau tidak sama persis yang dilakukan Syahrini. Jokowi tidak 'Maju Mundur' melainkan mundur saja.
Itu terjadi, usai Presiden Jokowi membuka secara resmi Pencanangan Sensus Ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di Istana Negara, Selasa 26 April 2016 kemarin.
Seperti biasa, usai acara para jurnalis Istana berharap bisa doorstop atau wawancara langsung dengan orang nomor 1 di Indonesia itu.
Dengan bantuan Kepala Biro Pers Pak Bey Machmudin, akhirnya Jokowi berhasil 'digiring' menuju barisan wartawan yang siap dengan recorder dan kameranya.
"Soal Filipina aja ya," kata Pak Bey, mengacu pada masalah penyanderaan terhadap 14 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf yang sudah sebulan belum bisa dibebaskan.
Jokowi dengan tegas menjawab soal itu. Ia mengatakan, komunikasi terus dilakukan baik dengan pemerintah Filipina maupun dengan pihak penyandera. Namun tentara Indonesia tidak bisa masuk, kalau belum mendapat izin. Sementara Filipina juga harus minta izin ke parlemennya, sehingga prosesnya menyulitkan.
Begitu juga ditanya soal tebusan, dimana 50 juta peso atau Rp15 miliar yang diminta sebagai tebusan. Jokowi menegaskan, tidak akan memberi walau perusahaan para sandera itu siap memenuhinya.
Disinggung soal lamanya negosiasi, Jokowi menjelaskan tidak mudah. Sebab, ada juga tawanan yang disandera lebih kurang 8 bulan.
Sampai di situ, pertanyaan soal sandera di Filipina tuntas. Beberapa wartawan mencoba menanyakan hal-hal lain. Tentu saja, suara makin gaduh karena semua ingin bertanya dengan isu yang berbeda-beda.
Apa reaksi Jokowi? Dia tersenyum, melihat sisi kiri dan kanan para wartawan, mengambil langkah mundur perlahan-lahan, selangkah demi selangkah. Bahkan Seskab Pramono Anung yang sedari tadi mendampingi dan berada di sebelahnya, juga mengikuti sang Presiden.
Pertanyaan makin gencar, sementara wartawan tidak bisa bergerak karena dibatasi oleh Paspampres. Namun Jokowi memilih 'mundur cantik', sambil tersenyum dan perlahan-lahan hingga agak sedikit ajuh sekitar 3 meter dari wartawan, mantan Gubernur DKI itu balik kanan dan menuju ruang lain.
Banyak gaya sebenarnya yang ditampilkan Jokowi, selama hampir 2 tahun menjadi Presiden RI ini.
Seperti saat asyik diwawancara, dan setelah merasa tidak ada lagi yang dijelaskan dan enggan menjawab soal lain, dia lalu berujar "Cukup!," dan langsung pergi dengan ekspresi yang beda-beda juga. Saat dia marah misalnya, ketika ramai kasus 'Papa Minta Saham'. Doorstop di Istana Merdeka, dengan nada meninggi ia menjelaskan soal itu. Lalu keluar kata "Cukup!," dan langsung pergi dengan ekspresi marah itu.
Namun pernah juga, setelah mengucapkan "Cukup!," pergi sembari tersenyum lebar tak menghiraukan panggilan-panggilan para wartawan lainnya yang ingin bertanya masalah yang lain.
Sontak, gaya itu kemudian langsung booming. Hingga muncul berbagai meme video itu. Baiklah, kita tidak membahas soal Syahrini, penyanyi yang selalu menampilkan keglamoran itu.
Kisah serupa, disajikan oleh Presiden Jokowi. Walau tidak sama persis yang dilakukan Syahrini. Jokowi tidak 'Maju Mundur' melainkan mundur saja.
Itu terjadi, usai Presiden Jokowi membuka secara resmi Pencanangan Sensus Ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di Istana Negara, Selasa 26 April 2016 kemarin.
Seperti biasa, usai acara para jurnalis Istana berharap bisa doorstop atau wawancara langsung dengan orang nomor 1 di Indonesia itu.
Dengan bantuan Kepala Biro Pers Pak Bey Machmudin, akhirnya Jokowi berhasil 'digiring' menuju barisan wartawan yang siap dengan recorder dan kameranya.
"Soal Filipina aja ya," kata Pak Bey, mengacu pada masalah penyanderaan terhadap 14 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf yang sudah sebulan belum bisa dibebaskan.
Jokowi dengan tegas menjawab soal itu. Ia mengatakan, komunikasi terus dilakukan baik dengan pemerintah Filipina maupun dengan pihak penyandera. Namun tentara Indonesia tidak bisa masuk, kalau belum mendapat izin. Sementara Filipina juga harus minta izin ke parlemennya, sehingga prosesnya menyulitkan.
Begitu juga ditanya soal tebusan, dimana 50 juta peso atau Rp15 miliar yang diminta sebagai tebusan. Jokowi menegaskan, tidak akan memberi walau perusahaan para sandera itu siap memenuhinya.
Disinggung soal lamanya negosiasi, Jokowi menjelaskan tidak mudah. Sebab, ada juga tawanan yang disandera lebih kurang 8 bulan.
Sampai di situ, pertanyaan soal sandera di Filipina tuntas. Beberapa wartawan mencoba menanyakan hal-hal lain. Tentu saja, suara makin gaduh karena semua ingin bertanya dengan isu yang berbeda-beda.
Apa reaksi Jokowi? Dia tersenyum, melihat sisi kiri dan kanan para wartawan, mengambil langkah mundur perlahan-lahan, selangkah demi selangkah. Bahkan Seskab Pramono Anung yang sedari tadi mendampingi dan berada di sebelahnya, juga mengikuti sang Presiden.
Pertanyaan makin gencar, sementara wartawan tidak bisa bergerak karena dibatasi oleh Paspampres. Namun Jokowi memilih 'mundur cantik', sambil tersenyum dan perlahan-lahan hingga agak sedikit ajuh sekitar 3 meter dari wartawan, mantan Gubernur DKI itu balik kanan dan menuju ruang lain.
Banyak gaya sebenarnya yang ditampilkan Jokowi, selama hampir 2 tahun menjadi Presiden RI ini.
Seperti saat asyik diwawancara, dan setelah merasa tidak ada lagi yang dijelaskan dan enggan menjawab soal lain, dia lalu berujar "Cukup!," dan langsung pergi dengan ekspresi yang beda-beda juga. Saat dia marah misalnya, ketika ramai kasus 'Papa Minta Saham'. Doorstop di Istana Merdeka, dengan nada meninggi ia menjelaskan soal itu. Lalu keluar kata "Cukup!," dan langsung pergi dengan ekspresi marah itu.
Namun pernah juga, setelah mengucapkan "Cukup!," pergi sembari tersenyum lebar tak menghiraukan panggilan-panggilan para wartawan lainnya yang ingin bertanya masalah yang lain.
Comments