Merawat kebersamaan puluhan tahun, dalam lingkaran keluarga yang semakin membesar, bukan hal mudah. Tapi alhamdulillah, kami masih menjaganya.
Ya, kebersamaan dari dua keluarga besar (Alm) H.Zakariah Bin Abdul Azis (yang kemudian akrab disapa Tato Zeko atau Ompu Hama) dan (Alm) H.Mansyur Bin Abdul Azis (yang kemudian akrab disapa Tato So), dua kakak beradik. Kini, tahun 2016, sudah generasi ketiga dari keturunan kedua almarhum itu.
Kebersamaan kedua keluarga itu, oleh kami menamakannya ZekoSo.
M.Yunus H.Zakariah, yang tertua dari generasi ZekoSo, dalam sambutannya saat gathering ZekoSo di Villa Saraswati, Kampung Inpres, Puncak Bogor 23-24 April 2016 menceritakan kembali awal momen kebersamaan ini.
Dimulai sejak tahun 1980, saat pertama ke Jakarta. Untuk menghimpun keluarga, maka dibentuklah arisan yang dinamakan arisan Ompu Hama.
Semenjak saat itu, arisan terus bergulir sebulan sekali. Hingga kini, tahun 2016 dan pasti akan berlanjut tahun-tahun berikutnya, arisan sebagai wadah kebersamaan itu, terus terjaga dengan baik.
"Tidak pernah ada arisan keluarga Bima yang bisa bertahan seperti arisan Ompu Hama ini," kata Uwak Yunus, yang terlihat sangat senang dengan acara ini.
Ya, jelas terlihat raut senang itu. Puluhan anggota keluarga tumpah ruah. Bahkan diharapkan, momen-momen seperti ini terus dijaga. Untuk itu, beberapa keluarga yang belum masuk dalam kelompok arisan ZekoSo, diharapkan ikut pada periode berikutnya.
Sudah 36 tahun arisan ZekoSo ini. Maka tema "Kawara Angi", coba diangkat untuk memperkuat ukhuwah.
"Kawara angi itu artinya saling mengingatkan. Mempunyai arti yang dalam," jelas budayawan Bima yang juga anggota arisan ZekoSo, M.Ridwan.
Tantangan ke depan tentu akan semakin kompleks. Tapi kami akan terus berpegang "Kawara Angi" untuk tidak melupakan kebersamaan yang sudah dirawat hingga 36 tahun ini.
Ya, kebersamaan dari dua keluarga besar (Alm) H.Zakariah Bin Abdul Azis (yang kemudian akrab disapa Tato Zeko atau Ompu Hama) dan (Alm) H.Mansyur Bin Abdul Azis (yang kemudian akrab disapa Tato So), dua kakak beradik. Kini, tahun 2016, sudah generasi ketiga dari keturunan kedua almarhum itu.
Kebersamaan kedua keluarga itu, oleh kami menamakannya ZekoSo.
M.Yunus H.Zakariah, yang tertua dari generasi ZekoSo, dalam sambutannya saat gathering ZekoSo di Villa Saraswati, Kampung Inpres, Puncak Bogor 23-24 April 2016 menceritakan kembali awal momen kebersamaan ini.
Dimulai sejak tahun 1980, saat pertama ke Jakarta. Untuk menghimpun keluarga, maka dibentuklah arisan yang dinamakan arisan Ompu Hama.
Semenjak saat itu, arisan terus bergulir sebulan sekali. Hingga kini, tahun 2016 dan pasti akan berlanjut tahun-tahun berikutnya, arisan sebagai wadah kebersamaan itu, terus terjaga dengan baik.
"Tidak pernah ada arisan keluarga Bima yang bisa bertahan seperti arisan Ompu Hama ini," kata Uwak Yunus, yang terlihat sangat senang dengan acara ini.
Ya, jelas terlihat raut senang itu. Puluhan anggota keluarga tumpah ruah. Bahkan diharapkan, momen-momen seperti ini terus dijaga. Untuk itu, beberapa keluarga yang belum masuk dalam kelompok arisan ZekoSo, diharapkan ikut pada periode berikutnya.
Sudah 36 tahun arisan ZekoSo ini. Maka tema "Kawara Angi", coba diangkat untuk memperkuat ukhuwah.
"Kawara angi itu artinya saling mengingatkan. Mempunyai arti yang dalam," jelas budayawan Bima yang juga anggota arisan ZekoSo, M.Ridwan.
Tantangan ke depan tentu akan semakin kompleks. Tapi kami akan terus berpegang "Kawara Angi" untuk tidak melupakan kebersamaan yang sudah dirawat hingga 36 tahun ini.
Comments