Membayangkan Tambora, ingatan kita langsung tertuju pada tragedi ratusan tahun silam, April 1815 saat gunung itu meletus.
Iklim dunia berubah. Akibat abu vulkanik jutaan kubik melambung ke angkasa. Tiga kerajaan saat itu yakni Kerajaan Pekat, Kerajaan Tambora dan Kerajaan Sanggar, seketika lenyap.
Kini, setelah ratusan tahun lalu, Tambora kembali menyapa dunia. Bukan meletus lagi, tapi sekedar mengingat dahsyatnya letusan itu.
Jauh soal sejarah itu, Tambora menyisihkan keindahan alam yang luar biasa. Tentu, bisa menghasilkan roda ekonomi rakyat dan pemerintah yang juga tidak sedikit.
Tapi sayang, surga Tambora itu kini belum terjamah. Baik oleh siempunya yakni pemerintah daerah maupun dalam skala nasional.
Comments