Pertemuan tertutup berlangsung di kantor Menteri Sekretaris Negara, Rabu 5 Oktober siang itu. Satu yang ditunggu, kehadiran Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Memang ada beberapa menteri yang terlihat, seperti Menkominfo Rudiantara, Jubir Johan Budi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Namun kabarnya, pertemuan itu beda lokasi dengan pertemuan bersama Kapolri.
Belakangan ini, dalam banyak acara terutama di Istana Kepresidenan (Istana Negara dan Istana Merdeka), Kapolri sering menggunakan pintu samping, yakni dekat Wisma Negara. Berbeda dengan pintu keluar pejabat lainnya, di sebelah Istana Negara. Tempat di mana para wartawan Istana biasa menunggu.
Sehingga walau Kapolri sering ke Istana, hampir tidak ada kesempatan untuk mewawancarai mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.
Lebih 30 menit, kami menunggu di pintu kiri. Lokasi dimana mobil Kapolri, terparkir. Panasnya cuaca siang Jakarta, sudah menjadi hal biasa dirasakan demi bisa mendapatkan pernyataan Kapolri.
Seorang pihak keamanan dalam gedung Sekretariat Negara, menghampiri. Ia menanyakan, apa maksud kami menunggu. Menurut dia, tidak seharusnya kami berada di situ karena tidak ada undangan.
Entah apa yang dimaksud undangan itu. Tapi yang jelas, kami bekerja bukan hanya karena undangan, tapi karena ada sumber berita yakni Kapolri.
Ujaran 'pengusiran' itu kami abaikan. Mungkin itu tugas dia, yang tentu akan bertentangan dengan tugas kami. Lebih baik diam, daripada dilawan.
Tak lama berselang, tiba-tiba mobil Toyota Land Cruiser yang digunakan Kapolri, bergerak menuju pintu paling belakang. Hanya beberapa meter dari tempat awal. (Tonton videonya: https://www.youtube.com/watch?v=AtBcAriVybc&feature=youtu.be)
Kami merespon, dengan berlari kecil menuju lokasi mobil itu. Hingga kendaraan itu terparkir beberapa saat. Kami pun kembali menunggu.
Hanya dua hingga tiga menit, mobil kembali bergerak cepat menuju tempat yang pertama. Disusul dua motor pengawal lalulintas dan motor pengawal bersenjata, ikut bergerak cepat.
Sekonyong-konyong kami, langsung bangkit dan kembali bergerak menuju lokasi pertama. Kali ini, bukan lagi lari kecil melainkan lari sekuat-kuatnya.
Di pintu sana, Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang didampingi Mensesneg Pratikno, sudah berdiri di depan pintu. Akhirnya, kesampaian juga wawancara, walau dengan cara lari-lari.
Memang ada beberapa menteri yang terlihat, seperti Menkominfo Rudiantara, Jubir Johan Budi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Namun kabarnya, pertemuan itu beda lokasi dengan pertemuan bersama Kapolri.
Belakangan ini, dalam banyak acara terutama di Istana Kepresidenan (Istana Negara dan Istana Merdeka), Kapolri sering menggunakan pintu samping, yakni dekat Wisma Negara. Berbeda dengan pintu keluar pejabat lainnya, di sebelah Istana Negara. Tempat di mana para wartawan Istana biasa menunggu.
Sehingga walau Kapolri sering ke Istana, hampir tidak ada kesempatan untuk mewawancarai mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.
Lebih 30 menit, kami menunggu di pintu kiri. Lokasi dimana mobil Kapolri, terparkir. Panasnya cuaca siang Jakarta, sudah menjadi hal biasa dirasakan demi bisa mendapatkan pernyataan Kapolri.
Seorang pihak keamanan dalam gedung Sekretariat Negara, menghampiri. Ia menanyakan, apa maksud kami menunggu. Menurut dia, tidak seharusnya kami berada di situ karena tidak ada undangan.
Entah apa yang dimaksud undangan itu. Tapi yang jelas, kami bekerja bukan hanya karena undangan, tapi karena ada sumber berita yakni Kapolri.
Ujaran 'pengusiran' itu kami abaikan. Mungkin itu tugas dia, yang tentu akan bertentangan dengan tugas kami. Lebih baik diam, daripada dilawan.
Tak lama berselang, tiba-tiba mobil Toyota Land Cruiser yang digunakan Kapolri, bergerak menuju pintu paling belakang. Hanya beberapa meter dari tempat awal. (Tonton videonya: https://www.youtube.com/watch?v=AtBcAriVybc&feature=youtu.be)
Kami merespon, dengan berlari kecil menuju lokasi mobil itu. Hingga kendaraan itu terparkir beberapa saat. Kami pun kembali menunggu.
Hanya dua hingga tiga menit, mobil kembali bergerak cepat menuju tempat yang pertama. Disusul dua motor pengawal lalulintas dan motor pengawal bersenjata, ikut bergerak cepat.
Sekonyong-konyong kami, langsung bangkit dan kembali bergerak menuju lokasi pertama. Kali ini, bukan lagi lari kecil melainkan lari sekuat-kuatnya.
Di pintu sana, Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang didampingi Mensesneg Pratikno, sudah berdiri di depan pintu. Akhirnya, kesampaian juga wawancara, walau dengan cara lari-lari.
Perjuangan setelah berlari-lari mengejar Kapolri. Sedikit ngos-ngosan, akhirnya bisa diwawancara juga. Doc:pribadi |
Comments