Bergegas berjalan dari pinggir Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep Madura, puluhan pegawai setempat meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, berfoto bersama.
Hari itu, Minggu 8 Oktober 2017. Cuaca panas menyengat. Budi Karya, usai memyambut Presiden Jokowi di Bandara Trunojoyo Sumenep dihari yang sama pukul 09.00 WIB, melanjutkan kunjungan ke beberapa lokasi.
Pelabuhan Kalianget, adalah lokasi terakhir. Sebelumnya, di sebelah pelabuhan itu, ada sebuah dermaga yang sudah mangkrak puluhan tahun. Maka diputuskan untuk diambil alih oleh PT Pelindo III.
Tidak jauh dari situ, ada pelabuhan aktif, Pelabuhan Kalianget. Kondisinya tidak cukup bagus. Sebuah kapal ferry yang tidak terpakai, karam di pinggir pelabuhan.
Kondisi yang tidak bagus, juga terlihat di jalur pejalan kaki. Bantalan dari kayu, banyak yang keropos dan terlepas. Salah langkah, bisa jadi terjatuh ke dalam laut.
Tidak lama Pak Budi Karya menengok itu. Setelah mendapat sejumlah laporan dari para bawahannya yang turut mendampingi, Mantan Dirut PT Angkasa Pura II itu, bergegas pergi.
Seperti biasa, sebelum meninggalkan lokasi, berfoto dengan para pegawai di lokasi itu. Mungkin sebagai bukti, pak menteri pernah ke sini. Atau sebagai pajangan di wall/halaman sosial media para pegawai karena sudah berfoto dengan menteri.
Awalnya, kami yang turut mengikuti aktivitas Menhub saat itu, memperkirakan beliau akan meninjau lokasi lain. Kebetulan di sebelah dermaga yang didatangi, ada sebuah kapal roro yang baru bersandar. Ada beberapa unit mobil diangkut.
"Ya kapal itu menangkut mobil. Kalau ombak besar, berbahaya memang," kata seorang teman, yang bertugas meliput di wilayah Jawa Timur. Saya berpikir pak menteri akan ke sana.
Cuaca siang itu, cukup menyengat. Dan ternyata, pak menteri tidak ke dermaga yang baru disandari kapal roro itu. Melainkan langsung ke mobilnya, yang terparkir di depan.
Sempat membuka pintu mobil, tidak berhasil. Usut punya usut, ternyata sang sopir tidak di tempat dan pintu dikunci. Petugas yang lain, saling bersahutan mencari sopir. "Sopir pak menteri mana, sopir pak menteri mana,".
Datang lah sang sopir, dengan berlari. Langsung membuka pintu mobil dan pak menteri akhirnya bisa masuk, setelah beberapa saat terpaksa menunggu karena pintu terkunci.
Katanya, pak sopir ini mencari air. Ya namanya juga panas, pak sopir menteri ini juga haus.
Hari itu, Minggu 8 Oktober 2017. Cuaca panas menyengat. Budi Karya, usai memyambut Presiden Jokowi di Bandara Trunojoyo Sumenep dihari yang sama pukul 09.00 WIB, melanjutkan kunjungan ke beberapa lokasi.
Pelabuhan Kalianget, adalah lokasi terakhir. Sebelumnya, di sebelah pelabuhan itu, ada sebuah dermaga yang sudah mangkrak puluhan tahun. Maka diputuskan untuk diambil alih oleh PT Pelindo III.
Tidak jauh dari situ, ada pelabuhan aktif, Pelabuhan Kalianget. Kondisinya tidak cukup bagus. Sebuah kapal ferry yang tidak terpakai, karam di pinggir pelabuhan.
Kondisi yang tidak bagus, juga terlihat di jalur pejalan kaki. Bantalan dari kayu, banyak yang keropos dan terlepas. Salah langkah, bisa jadi terjatuh ke dalam laut.
Tidak lama Pak Budi Karya menengok itu. Setelah mendapat sejumlah laporan dari para bawahannya yang turut mendampingi, Mantan Dirut PT Angkasa Pura II itu, bergegas pergi.
Seperti biasa, sebelum meninggalkan lokasi, berfoto dengan para pegawai di lokasi itu. Mungkin sebagai bukti, pak menteri pernah ke sini. Atau sebagai pajangan di wall/halaman sosial media para pegawai karena sudah berfoto dengan menteri.
Awalnya, kami yang turut mengikuti aktivitas Menhub saat itu, memperkirakan beliau akan meninjau lokasi lain. Kebetulan di sebelah dermaga yang didatangi, ada sebuah kapal roro yang baru bersandar. Ada beberapa unit mobil diangkut.
"Ya kapal itu menangkut mobil. Kalau ombak besar, berbahaya memang," kata seorang teman, yang bertugas meliput di wilayah Jawa Timur. Saya berpikir pak menteri akan ke sana.
Cuaca siang itu, cukup menyengat. Dan ternyata, pak menteri tidak ke dermaga yang baru disandari kapal roro itu. Melainkan langsung ke mobilnya, yang terparkir di depan.
Sempat membuka pintu mobil, tidak berhasil. Usut punya usut, ternyata sang sopir tidak di tempat dan pintu dikunci. Petugas yang lain, saling bersahutan mencari sopir. "Sopir pak menteri mana, sopir pak menteri mana,".
Menhub Budi Karya (membelakangi batik), menunggu samping mobil karena terkunci (dok.pribadi) |
Datang lah sang sopir, dengan berlari. Langsung membuka pintu mobil dan pak menteri akhirnya bisa masuk, setelah beberapa saat terpaksa menunggu karena pintu terkunci.
Katanya, pak sopir ini mencari air. Ya namanya juga panas, pak sopir menteri ini juga haus.
Comments