Presiden Jokowi menyambut PM Malaysia Mahathir Mohamad di Halim (Biro Pers Istana) |
Kamis
sore, 28 Juni 2018 sekitar pukul 18.00 WIB, pesawat berbendera Malaysia
mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Di pesawat itu, Perdana
Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan istri Tun Dr. Siti Hasmah Mohamad Ali.
Kunjungan Mahathir ini, sangat spesial. Sejak resmi
menjadi Perdana Menteri Malaysia usai diambil sumpahnya pada Kamis 10 Mei 2018
di Istana Negara, Damansara Malaysia, ke Indonesia adalah kunjungan luar negeri
pertamanya.
Spesial juga, karena kedatangan pemimpin yang
sudah berumur 92 tahun itu, disambut langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di
bandara. Bahkan sampai ke dekat tangga turun pesawat yang membawa Mahathir dan
istri serta rombongan.
Tercatat,
sejak menjadi Presiden RI pada 2014, baru sekali Presiden Jokowi menjemput
langsung tamu negaranya. Yaitu Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz yang tiba
di Bandara Halim Perdana Kusuma pada 1 Maret 2017 lalu.
Tahukah
kita, ternyata ada kesamaan baik momentum hingga cara penjemputan antara Pak
Jokowi (Presiden RI ke-7) dan Pak Soeharto (Presiden RI ke-2).
Dalam
buku Pak Harto; The Untold Stories,
Mahathir Mohamad memberi pernyataan terkait Pak Harto, seniornya sebagai
pemimpin negara di Asean.
“Saya
juga merencanakan apabila nanti diangkat menjadi perdana menteri, maka
kunjungan luar negeri saya yang pertama kali adalah kepada Presiden Soeharto. Dan
itu terjadi setelah saya dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia menggantikan
Datuk Hussein Onn pada tahun 1981,” tutur Mahathir di halaman 35 dalam buku itu.
Artinya,
saat Mahathir pertama kali menjadi PM Malaysia pada 1981, ia langsung melakukan
kunjungan luar negerinya ke Indonesia. Mahathir menjabat dalam rentan waktu
yang cukup panjang, yakni dari 1981-2003.
Setelah
tidak menjabat pada 2003, pada 2018 ia kembali maju dan mengalahkan
kompetotirnya Najib Rajak. Kini, setelah menjabat kembali sebagai PM Malaysia,
Mahathir kembali mengunjungi Indonesia dalam lawatan luar negeri pertamanya. Yang
berbeda, pada tahun 1981 Indonesia masih dipimpin Pak Harto. Sementara pada
tahun itu, Jokowi baru kuliah di UGM. Tapi pada 2018, Presiden RI sudah dijabat
oleh Jokowi.
Dok: Biro Pers Istana |
Kesamaan
lain cara Pak Jokowi dan Pak Harto menyambut PM Mahathir, adalah menyambut
langsung di bandara. Seperti yang dikisahkan Mahathir, masih dalam buku Pak Harto; The Untold Stories, “Kunjungan
ini sangat berkesan. Saya disambut langsung oleh Presiden Soeharto di lapangan
terbang dengan upacara kehormatan,”. Hal sama dilakukan oleh Pak Jokowi, pada
Kamis 28 Juni, dengan menyambut langsung di bandara Halim Perdana Kusuma.
Cara
Pak Jokowi ini, mendapat pujian dari keluarga Cendana, keluarga Pak Harto. Dalam
akun instagram resmi milik Presiden Jokowi, diunggah dua foto saat menjemput PM
Mahathir dengan ucapan “Selamat datang Pak Mahathir Mohamad”.
Salah
satu anak Pak Harto, Siti Hediati Hariyadi melalui akun instagramnya
@titiksoeharto menuliskan di kolom komentar pada kedua foto yang diunggah Pak
Jokowi. “love it pak presiden @jokowi,” tulis Titik.
Saat
itu, Mahathir mengaku tersanjung dengan cara Pak Harto memperlakukannya. Usai disambut
langsung di bandara, keduanya kemudian semobil menuju Istana Negara. Saat Pak
Harto menjadi Presiden, Istana Negara digunakan untuk tempat menginap tamu
negara.
“Saya
menilai Pak Harto sangat beradab dan mempunyai sifat-sifat yang baik. Orang Melayu
menganut paham yang menghormati tamu. Saya melihat beliau betul-betul
menghormati walaupun tamunya tidak memiliki jabatan yang setara, karena Pak
Harto adalah seorang presiden dan saya hanya perdana menteri,” ujar Mahathir
dalam buku itu.
Rasanya,
sikap positif Mahathir akan dia ucapkan juga terhadap Presiden Jokowi, yang
telah begitu beradab menyambutnya. Bahkan, keduanya sempat bersenda gurau di
dalam gedung Sasana Manggala Praja, ruang VVIP Halim yang memang khusus
menyambut tamu-tamu kenegaraan.
Pak
Jokowi baru akan menerima secara kenegaraan PM Mahathir, pada Jumat 29 Juni
2018 di Istana Bogor.
Comments